Penerapan Nano Teknologi Pada Pengolahan Hasil Pertanian Pasca Panen

Penerapan Nanoteknologi pada Pengolahan Pasca Panen

Oleh : Sukirno

Tahun demi tahun teknologi terus berkembang. Berbagai penemuan baru dalam teknologi terus dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut tentu saja bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan lingkungan sekitarnya. Salah satu penemuan yang memberikan dampak positif bagi manusia dan lingkungan adalah dengan ditemukannya teknologi nano.

Kata “Nano” digunakan dari kutipan yang diambil dari sebuah karya tulis yang berjudul “On Basic Concept Of Nano Technologi” yang ditulis oleh seorang profesor dari Tokyo Scince University yaitu Prof Nono Tanighuci yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1974, di Jepang.

Nanoteknologi adalah teknologi yang menggunakan skala nanometer atau sepersemilyar meter, merupakan teknologi berbasis pengelolaan materi berukuran nano atau satu per miliar meter dan merupakan lompatan teknologi baru untuk mengubah dunia materi menjadi jauh lebih berharga dari sebelumnya.

Nanoteknologi diyakini sebagai sebuah konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad ke-21. Beberapa cabang ilmu terapan dan medis mengadopsi nanoteknologi dan nanosains menjadi fondasi utamanya. Para pendekar iptek meramalkan bahwa dalam periode yang sangat singkat, dengan hitungan beberapa tahun ke depan diyakini akan terjadi revolusi industri kelima yang berdampak luar biasa sebagaimana empat revolusi industri yang terjadi dua abad silam.

Kehebatan nanoteknologi tidak hanya berdampak pada dunia teknologi dan medis belaka, tetapi juga berdampak dalam bidang pertanian. Berbagai terapan teknologi nano dalam bidang pertanian diyakini dapat merevitalisasi sistem pertanian yang akan datang.

Dengan diterapkannya teknologi nano dalam bidang pertanian akan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan kualitas produk pertanian, meningkatkan penggunaan efisiensi waktu dan peggunaan sumber daya yang ada. Dengan demikian akan membantu mengurangi input biaya pertanian, mengurangi biaya produksi dan yang terpenting dapat meningkatkan pendapatan para petani sehingga dapat tercapai kesejahteraan para petani. Penerapan teknologi nano dalam bidang pertanian itu sendiri antara lain pada modifikasi benih dan pupuk, pestisida, serta teknik pengemasan produk pasca panen.

“Nanopartikel” Packaging Anti UV dan Bakteri

Pengolahan hasil pertanian pasca panen sangat perlu diperhatikan. Berbagai teknologi pengemasan telah banyak dihasilkan dalam perkembangan produksi pertanian. Produk hasil pertanian diolah dan dikemas sedemikian rupa dengan tujuan untuk menjaga kualitas dari produk itu sendiri hingga sampai ketangan knsumen.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya teknologi nano dapat berperan sangat penting dalam proses pengemasan hasil pertanian. Teknologi nano memberikan cara baru dalam proses pengemasan untuk mempertahankan kualitas produk yang sampai ketangan konsumen tetap sama seperti pada saat diproduksi. Penerapan teknologi nano dalm proses pengemasan antra lain :

  • Penggunaan nanopartikel silikat dalam plastik film yang digunakan untuk pengemasan produk pertanian. Partikel nano ini dapat berfungsi sebagai penghalang yang dapat memcah perpindahan gas dan uap air dari dan kedalam kemasan produk. Mekanisme seperti ini tentu saja dapat mencegah terjadinya kerusakan pada produk.
  • Penambahan nanopartikel zink oksida pada plastik yang dipergunakan untuk pengemasan produk hasil pertanian. Partikel zink oksida dapat menghalangi sinar ultraviolet sehingga dapat menjaga produk tetap segar ditengah sinar matahari. Disamping itu, partikel nano ini juga bersifat antibakteri serta dapat meningkatkan kekuatan dan stabilitas plastik kemasan yang digunakan.
  • Pemberian nanopartikel silver dalam plastik pada saat produksi kaleng untuk menyimpan makan. Nanopartikel silver dapat membunuh bakteri yang hidup dalam makanan yang disimpan dalam kaleng.

Nanosensor Menjamin Keamanan Produk

Faktor keamanan (safety) merupakan suatu hal yang penting dan sangat dipertimbangkam oleh konsumen saat membeli suatu produk. Faktor keamanan memang sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Suatu produk makanan yang sdah kadaluarsa dapat dipastikan akan mengancam kesehatan apabila dikonsumsi. Demikian juga dengan produk hasil pertanian segar yang terlalu banyak mengandung pestsida juga dapat mengancam kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Pemberian label pada kemasan mengenai keterangan waktu konsumsi produk (masa kadaluarsa) dan pemberian label bebas pestisida pada produk pertanian segar, belumlah dapat menjamin bagaimana isinya. Bisa saja produk yang baru diproduksi mengalami kerusakan pada kemasan sehingga ada zat-zat dan gas tertentu masuk kedalam produk yang membuat produk menjadi tidak sehat untuk dikonsumsi.

Teknologi nano mengembangkan cara untuk menjamin keamanan suatu produk. Penerapan “nanosensor” pada plastik yang digunakan untuk pengemasan, memungkinkan untuk mendeteksi gas yang keluar dari makanan dan produk yang sudah rusak ataupun produk pertanian segar yang banyak mengandung pestisida. Gas tersebut akan memicu nano sensor sehingga nanosensor akan memberi respon berupa perubahan warna pada kemasan. Dengan perubahan warna kemasan tersebut maka konsumen akan tahu bahwa produk yang ada dalam kemasan tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Smart Packaging Masa Depan

Seperti yang telah dijelaskan diawal, teknologi nano disebut sebagai revolusi industri yang baru. Banyak negara maju maupun negara berkembang tertarik untuk dapat terlibat dalam pasar nanoteknologi. Dunia menanam investasi US$ 9 milyar dibidang nanoteknologi di tahun 2006 dan diperkirakan akan meningkat tajam menjadi 1 triliyun ditahun 2015 mendatang.

Dampak nanoteknologi pada industri pangan sudah semakin jelas terlihat. Secara umum penerapan nanoteknologi di industri pangan dapat ditemui pada berbagai sektor, diantaranya pada pengolahan produk, pemantauan kualitas, dan pengemasan. Bebrapa industri pangan besar dunia sudah mulai melkukan pengembangan untuk lebih menggali potensi penggunaan nanoteknologi pada pangan dan pengemasannya. Bebrapa organisasi besar duniapun mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membahas topik ini, dan liputan oleh media mengenai masalah ini juga sudah banyak dipublikasikan.

Arah teknologi kemasan pangan ala nanoteknologi kedepan adalah pengembangan kemasan yang dapat mengoptimalkan masa kadaluarsa produk. Sistem kemasan pintar atau “smart packaging” merupakan hasil pengolahan yang akan menjadi andalan kemasan masa depan. Sistem kemasan ini dapat memperbaiki sendiri kerusakan pada kemasan, mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan (kelembaban dan suhu), dan mampu memberi tanda atau peringatan pada konsumen jika produk telah terkontaminasi. Sifat kemasan juga dapat dimodifikasi sehingga lebih tahan panas, tahan bahan kimia serta tahan mikroorganisme.

Dengan demikian nanoteknologi memenuhi kebutuhan konsumen modern dengan menjaga kesegaran pangan, melindungi produk dari bakteri dan sinar UV, serta menjamin keamanan suatu produk. Dapat dipastikan produk berteknologi nano akan menguasai pasar dunia bebrapa tahun yang akan datang. Revolusi industri baru akan segera tiba dengan berhiaskan teknologi nano.

Tinggalkan komentar